Selasa, 08 April 2014

Pagelaran seni IX A



NAWA’A GANENDRA itu nama kelas kami. Kami ambil dari bahasa sansekerta yang artinya PASUKAN 9A. Berikut foto-foto pagelaran seni ala Nawa’a ganendra~


Guru-guru yang hadir~


Tari Persembahan ala kami~


Tari kecak ala Nawa’a ganendra~


Ini yang drama “Anak rantau”~


Ini para pemain musiknya~



Narsis setelah pagelaran~



Ni pada kecapekan habis pagelaran~


Sekian dulu foto-foto kenangan pagelaran NAWA’A GANENDRA,,, maaf ya yang gak ada fotonya :)) smoga pada suka <3

Sabtu, 08 Maret 2014

DRAMA BERTEMA LINGKUNGAN



BUMIKU TIDAK BOLEH MATI

Pemain  :

1.            Manusia 1    : Tario Rhino

2.           Manusia 2   : Nurul Aulia

3.          Manusia 3   : Sartika Kusuma

4.          Bumi           : Fauzi Ridho

5.           Gas              : Hapipi Indriani

6.          Sampah 1     : Gabriel Aji

7.           Sampah 2    : Citra Mila

8.          Pohon         : Hidayatul husnah



Selamat membaca dan bayangkan ekspresi para pemain di drama ini !!!


Ø BABAK 1
Disuatu pagi, ada tiga sahabat yang lari pagi bersama. Setelah memakan waktu begitu lama mereka pun merasa letih. Salah seorang sahabat lelaki bernama Tario telah beristirahat terlebih dahulu sambil menunggu kedua sahabatnya yang tertinggal jauh di belakangnya. Tak lama kemudian kedua sahabatnya yang bernama Nurul dan Tika pun tiba.

Tario               : “Kemana aja sih kalian? Lama kali.”

Nurul               : “Sabarlah, capek tau! malah panas lagi.”

Tario               : “Iyanih. Heran dah gue, perasaan dulu jam 8 tuh masih adem, eh! ini udah nyengat amat ni matahari!

Tika                 : “Tar, bagilah nabatinya.”

Tario               : (memberi plastik kosong)

Tika                 : “Yah, habis."

Tario               : (membuang plastik Nabati sembarangan dan mengeluarkan coklat) “Tenang, aku masih punya cokelat.”

Nurul               : “Pulang yok gue mau mandi nih gerah?? Eh, bagi dong coklatnya!”

Tario               : “Yoklah, gue juga gerah...” (memberi coklatnya)

(Tario dan Nurul memakan coklatnya dan membuang plastik Coklat sembarangan sambil jalan)

Tario               : “Wah.. kenyang nya...”

Nurul               : “Apanya yang kenyang, cuman makan coklat doang!”(buang sampah sembarangan)

Tika                 : “Kalian inilah! Jangan buang sampah sembarangan dong! Kan kotor jadinya!”      

 (memungut sampah yang dibuang Tario dan Nurul)

Tario               : “Terserah gue”

Tika                 : “Gak boleh gitu.. kita harus menjaga kebersihan bumi.”

Nurul               : “Ahh.. dikit aja pun, gak akan kotor lah bumi cuman gara-gara sampah plastik Nabati dan Coklat itu!” 

Tika                 : “Tapi, dikit-dikit lama-lama nanti jadi bukit tahu!”

Tario               : “Sudah lah.. dah terlanjur dah...” (pergi mencari pohon yang rindang)

Nurul               : “Tuh ada pohon gede !” (menunjuk kearah pohon)

Tika                 : “Mo ngapain?”

Tario               : “ Udah ikut aja.. gue dah ngantuk banget nih,.”

Tika                 : “Gak jadi balek? Kata dah pada gerah mau mandi.”

Nurul               : “Nanti aja lah, istirahat aja dulu.”

 (berlari ke arah pohon dan Tario dan Nurul pun tertidur di bawah pohon tersebut)

Ø BABAK 2
Ketika mereka berdua tertidur, Tika sibuk memunguti sampah di sekitar pohon. Di dalam tidur pulasnya mereka bermimpi....

(masuk bumi dan pohon)

Bumi               : Ah, senangnya jadi aku! Hutan-hutanku rimbun dan hijau. Langit yang biru. Dilaut, sotong dan ikan badut bermain lincah di antara koral yang menari bersama arus kehidupan. Para kijang dan hewan lainnya pun tak segan bersenda gurau di liarnya alam bebasku.
Ah, bersahajanya jadi aku! Anak-anak kecil berlarian menyiulkan keindahan diriku. Para petani berpeluh kasih menuai hasil panenku. Ibu-ibunya, tertawa riang mencuci baju di bantaran aliran sungaiku.
Terima kasih Tuhan atas diriku…

Pohon             : “ Senangnya aku jadi pohon, menghasilkan oksigen untuk semua makhluk. Dengan bantuan daun-daunku ini.”
Ø BABAK 3
Tiba-tiba dua sahabat tersebut masuk menghampiri bumi dengan angkuhnya....

 (Bumi menyingkir ke samping sambil curiga memperhatikan Tario & Nurul)

Tario               : “Hahahaa…
Bumi itu emang indah! Hutan-hutannya kaya dengan kayu berharga. Samudranya penuh biota yang bikin gue makin kaya. Gunungnya berlapis emas dan berlian di dalam gua-gua yang mencengangkan. Fauna-faunanya? Kepala mereka pasti keren kalo di tarok di atas perapian rumah mewah gue.”

Nurul               : “Hahahaa…
Bumi itu emang menyenangkan! Gak ada yang bakal berani nentang gue kalo gue ubah hutan ini jadi kebun kelapa sawit. Semua bakal ngedukung gue kalo gue bangun beratus pencakar langit di tanahnya yang subur. Tertutup mulut mereka, saat  gue buang limbah pabrik gue ke laut yang nestapa. Hilang semua kepedulian, pas sampah-sampah ini hanya menambah jumlah nol di tabungan gue.

Berdua           : “Hahahaa…”

Tario               : “O iya, gue ada hadiah untuk lo.”

 (Tario menebarkan sampah di mana-mana)

Bumi               : (Terpana ketakutan lalu maju ke tengah) “Apa yang kalian lakukan!”

Tario               : “Ya manfaatin lo lah! itukan tujuan lo diciptain?”

Bumi               : “Kalau itu aku tidak keberatan, tapi mengapa kamu menebar sampah?”

Nurul               : “Itu bukan urusan lo! Hidup-hidup gue, terserah gue dong.”

Bumi               : “Tentu saja urusanku! Itu aku yang sedang kamu sampahi”.

Tario               : “Emang kenapa?”

Pohon             : “Masih bertanya kenapa? Tidakkah kamu berpikir? kamu sedang merusak bumimu!”

Tario               : “Emang bumi gue! Terserah mau gue apain. Karena ini bumi gue, milik gue!”

Bumi               : “Sampah-sampah itu akan membunuhku. Kalau aku mati, kamu akan kehilangan diriku.”

Nurul               : “Gak mungkin lo bakal mati! Lo itu luas, kaya, ya gak mungkinlah!”

Bumi               : “Ya aku akan mati! Dan ketika itu terjadi, kamu akan kehilangan hutanmu, lautmu, gunungmu, bumimu! Kamu akan kehilangan segalanya yang kamu miliki. Dan semua karena kamu tak mau merawat diriku. Karena kamu lebih memilih untuk memberiku sampah-sampah itu! tak berpikirkah kau?”

Tario               : “Alaah! emangnya apa yang bakal dilakuin kertas-kertas dan limbah ini? Mereka cuman sampah yang gak guna, gak berarti, gak ada nyawa!”

Pohon             : “Yang ada ditanganmu hanya sedikit, memang tidak akan berbahaya. Tapi jika kamu terus membuangnya, itu akan menumpuk. Itulah yang berbahaya!”

Nurul               : “gue gak percaya. Tahu apa lo? udahlah, tugas lo itu cuman untuk ngelayani gue. Gak usah banyak ngomong!”

(Tario mendorong Bumi sedangkan Nurul mendorong Pohon hingga jatuh dan menebar lebih banyak sampah)

(bumi terseok-seok keluar sambil meringis)

(manusia berjalan keluar sambil terus menebar sampah dan tertawa terbahak)

Ø BABAK 4
Tiba-tiba para sampah sampah datang dan berbincang....

Sampah 1      : “Lihat lihat lihat! Aku ada di mana-mana. Munyumbat sungai-sungai coklat dan bau. Berserak di pinggir-pinggir jalanan abu-abu. Memenuhi lorong-lorong sempit berbatu.Tenggelam di dasar samudra yang biru. Bahkan di tengah sunyinya rimba belantara.”

Sampah2       : “Lihat lihat lihat! Semua orang menyalahkanku. Kata mereka, akulah sang  maha bencana. Akulah musuh utama masyarakat. Akulah pembunuh kejam yang harusnya binasa. Memangnya apa salahku? Bukankah mereka yang menciptakan aku? Bukankah mereka yang meraup uang dariku? Bukankah mereka yang bertanggungjawab atas diriku? Kalian pikir aku mau jadi seperti ini? Tidak! tidak seharusnya aku menggunung seperti ini. Tidak seharusnya aku dibenci begini. Tidak, tidak, tidak…

(sampah mengigil ketakutan dan bingung)

Ø BABAK 5
            Tak lama kemudian gas datang menghampiri para sampah.........

 Gas                 : “Hei sampah! Kenapa kamu?” (nada licik merayu)

Sampah2       : “Siapa kamu?”

Gas                 : “Aku…metana! Kau yang menciptakan aku. Lupa?”

Sampah1       : “Aku? Bagaimana mungkin? Selama ini aku hanya berserak diam hingga menumpuk, menggunung. Aku mungkin memang sampah tapi aku tidak jahat hingga sampai hati menciptakan makhluk berwajah licik seperti kamu.”

Gas                 : “Heeeei… itulah kenyataannya! Aku ada karena kau ada. Aku lahir di tumpukan sampah-sampah organik yang membusuk. Kau cium bau busuk ini!”

Para Sampah : (mengendus-ngendus)

Gas                 : “Ya, itu adalah aku. Bau busuk adalah tanda keberadaan diriku.”

Para Sampah : (tercengang lalu berjalan agak ke pinggir dan jatuh terduduk)

Gas                  : (berjalan ke tengah) Dengar… Aku sangatlah berharga. Tanpa diriku, kalian tidak akan memiliki bahan bakar. Tanpa diriku, mobil dan kompor tak akan bisa bekerja. Tanpa diriku, manusia akan mati dalam kelelahan! Dengar… Kalian tahu pemanasan global? Akulah penyebabnya! Eh, Bukan, maksudku KALIAN lah manusia penyebabnya. Aku hanya perantara saja. Aku hanya pegawai yang kalian pekerjakan untuk menghalangi radiasi matahari keluar dari bumi. Aku hanya pembunuh bayaran yang kalian sewa untuk menghabisi Bumi. Ahahahahaha…

Sampah1       : (sampah berdiri) “Tunggu…Jadi manusia menginginkan kamu?”

Gas                 : “Tentu saja! Mereka ingin kita bersama-sama membunuh bumi!”

Sampah2       : “Tapi bumi rumah mereka. Kenapa mereka mau membunuhnya?”

Gas                 : “Karena sekarang bumi sudah lemah. Bumi sudah tak mampu lagi memenuhi nafsu serakah manusia.”

Sampah2       : “Mengapa manusia begitu jahat? Jadi selama ini aku hanya dimanfaatkan saja? Mereka membiarkanku berserakan dan menggunung hanya agar bisa menghasilkan kamu?

Gas                 : “Ya, memang itulah yang terjadi!”

Sampah2       : “Aku benci manusia! Benci! Baiklah, kalau memang begitu mau mereka, aku akan membantumu membunuh bumi.”

Gas                 : “Ok, baguslah kalau begitu, bagus….”

SEMUA           : “Ahahahahahhaa...”

(gas dan para sampah keluar)

Ø BABAK 6
Bumi sudah tidak berdaya lagi karena ulah para manusia, yang membuang sampah sembarangan dan menciptakan gas Metana yang sangat berbahaya bagi kelangsungan hidup. Bumi pun mencurahkan isi hatinya......

Bumi               : (bumi masuk tertatih-tatih) “Aku sudah letih. Aku sudah habis. Aku sudah kotor. Adakah yang dapat menolong aku? Selamatkan aku?! Sampah dan gas itu hendak membunuhku, aku tak sanggup lagi bertahan dan berlari.”

 (gas dan sampah masuk) (bumi ketakutan)

Gas                 : “Mau lari kemana lagi kau bumi?”

Sampah1       : “Ajalmu sudah dekat!

Bumi               : “Ampun, ampunilah aku. Apa salahku pada kalian?”

Sampah2       : “Kamu memang tidak salah. Tapi manusia lah yang salah!”

Sampah1       : “Dengan membunuhmu kami akan membuat manusia menderita.”

Sampah2       : “Dan dendam kami pun akan terbalas”

Bumi               : “Sungguh kejam kalian!”

Pohon             : “Apa yang mau kamu lakukan kepada bumi?!”

Gas                 : “Diamlah kau pohon!”

Pohon             : “Jangan bunuh bumi, jika kalian membunuh bumi, maka kalian membunuhku juga!!”

Sampah1       : “Ah, sebaiknya kalian mati saja!”

(gas dan sampah mulai menyerang bumi & pohon)

(bumi & pohon tidak berdaya melawan sampah dan gas dan akhirnya tergeletak)

Sampah2       : “Huwahaha… mati, bumi dan pohon kini telah mati!”

Sampah1       : “Hahaha… akhirnya dendamku terbalaskan. Manusia kini akan mati juga!”

(manusia masuk)

Tario               : “Apa-apaan ini? Bumi kenapa? Siapa yang ngelakuin ini ?”

Sampah&gas: “ KALIAN PELAKUNYA!”

Nurul               : “Apa? Maksud kalian?”

Sampah1       : “Iya, kalian yang menciptakan kami! Dan kalian juga yang menyewa kami untuk membunuh bumi!”

Tario               : “Gue gak per…”

Gas                 : “DIAM! Kamu yang tidak peduli pada bumi. Kamu menggunungkan sampah tanpa tahu akan resikonya. Kamu yang diam saat bumi memperingatkanmu akan kematiannya!”

Tario               : “Gue… gue gak tahu kalau akhirnya bakal kek gini… sekarang bumi  dah mati. Gue harus gimana?”

Sampah2       : “Harus bagaimana? Kini kau sudah tidak bisa apa-apa! Mati sajalah sekalian!”

Tario & Nurul : (memeluk bumi)

Tario               : “Gue nyesal, nyesal banget. Tolong kasih gue kesempatan kedua. Gue bakal ngerawat bumi dan pohon. Gak akan gue ciptain lo. Gak mungkin gue biarin kalian ngebunuhnya lagi nanti. Tapi tolong, kasih gue kesempatan lagi…”

Sampah1       : “Tidak ada kesempatan lagi! Semua sudah terlambat…”

Sampah2       : “Itulah hasil kerja kerasmu. Nikmatilah buah keserakahanmu!”

Tario               : “TID..TID.........TIIIIDDAAAAAAAAAAAAAAAAAAAK!”

Nurul               : “Gak, gak mungkin bakal kek gini.”

Tika                 : “Hei kalian! udah gue bilangkan, jangan buang sampah sembarangan! Rasain tu!

Nurul               : “Maafin kami Tika, kami ga bakal ngulangin lagi, kami janji!”

Tika                 : “Itumah urusan kalian ama bumi. Jangan minta maaf ke gue! Coba dari dulu kalian dengerin gue, gak kek gini jadinya.”

 (manusia berjalan keluar dengan menyesal)

(gas dan sampah menyeret bumi keluar)

Ø BABAK 7
            Tario dan Nurul terbangun dari mimpinya yang sangat menyeramkan. Dan menyadari semua kesalahan yang mereka perbuat sebelumnya.

Tario&Nurul   : “Tiiiiiiddaaaaaaaaaaaaaaakk!!!!!!!!!!”

Tika                 : “Hei, kenapa kalian berdua?”

Nurul               : “Tika, tika maafin gue!”

Tario               : “Gue juga.”

Tika                 : “Apa maksud kalian, kaliankan gak ada salah ama gue?”

Nurul               : “Tika, gue janji bakal ngerawat lingkungan biar bumi kita enggak mati”

Tario               : “Iya tika, Ayok kita mungutin sampah! Gue gak mau bumi mati!”

(Tario dan Nurul lansung bergegas memunguti sampah yang ada)

Tika                 : “Ada apa dengan kalian?” (kebingungan)

Nurul               : “Udahlah, gak usah dipikirin. Ayok kita mungut sampah!”

Tario               : “Ayok!!”

Tika                 : “Kalian mau kemana?”

Tario & Nurul : “Mungut sampah.”

Tika                 : “Kan disini masih ada sampah.”

Tario               : “O....iyaya. Maaf maaf, gue terlalu bersemangat!”

Tika                 : (Tersenyum dan menggeleng-gelengkan kepala)

Semenjak saat itu, Tario dan Nurul menjadi anak yang mencintai lingkungan. Mereka pun berjanji tidak akan membuang sampah sembarangan lagi dan akan selalu mendengarkan nasehat baik dari sahabat baiknya bernama Tika.

SELESAI

Baguskan drama kami....Doain kami ya smoga pas tampil bagus, Amiin!!